Blog Archive
About Me
Dibuka
Minggu, 14 Mei 2017
MENGENAL TNI ANGKATAN DARAT
Foto Pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia oleh Bung Karno
|
Pada tanggal 6 Agustus
1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan pada tanggal 9 Agustus 1945
dikota Nagasaki, akibatnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945. Sejak saat itu di Indonesia terjadi kekosongan
kekuasaan atau vacuum of power.
Dengan adanya kekosongan kekuasaan di Indonesia, bangsa Indonesia bertekad
bulat menempuh jalan dengan resiko apapun untuk memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945 hari Jum’at jam 10.00 WIB, yang diwakili oleh Sukarno dan
Mohammad Hatta yang bertempat di jl. Pegangsaan Timur nomor 45 Jakarta.
Sehari kemudian tepatnya pada tanggal 18 Agustus
1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dalam sidang pertamanya
menetapkan Undang Undang Dasar 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan
membentuk pemerintah pusat dan daerah. Pada sidang keduanya tanggal 22 Agustus 1945
PPKI berhasil menetapkan Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional
Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Foto Urip Sumoharjo
|
Badan keamanan rakyat adalah merupakan bagian dari Badan Penolong
Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang anggotanya berasal dari KNIL, Heiho, Peta,
badan-badan perjuangan dan kelaskaran serta masyarakat lainnya, jadi belumlah
merupakan suatu tentara. Pada saat itu pemerintah tidak segera membentuk
tentara dengan pertimbangan untuk menghindari kontak senjata dengan Jepang yang
secara de facto masih memegang
senjata dan menghadapi kedatangan Sekutu sebagai pemenang perang dunia ke II
yang akan segera datang ke Indonesia, sehingga Mayor Urip Sumoharjo (mantan
Anggota KNIL) merasa heran dengan mengatakan “aneh negara zonder tentara”.
Foto Panglima Besar
Jenderal Soedirman
|
Pada tanggal 5 Oktober
1945, pemerintah mengeluarkan maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) dengan maksud menjamin keamanan
negara dan ketertiban umum. Organisasi ketentaraan yang baru saja terbentuk ini
berjalan sambil berjuang dan bertempur menghadapi tentara Jepang, Sekutu dan
Belanda. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1945, pemerintah mengangkat Supriyadi sebagai Panglima TKR
serta Oerip Soemoharjo sebagai Kepala Staf Umum TKR. Karena panglima TKR
Supriadi tidak pernah muncul, maka pada tanggal 12 November 1945 diadakan
Konferensi TKR di Jogjakarta yang dihadiri oleh 7 Divisi TKR serta seluruh
Komandan Resimen di Jawa dan secara Aklamasi memilih Komandan Divisi V
Purwokerto Kolonel Soedirman sebagai Panglima
Tertinggi TKR, sedangkan Oerip Soemoharjo tetap sebagai Kepala Staf Umum TKR
dengan pangkat Letnan Jenderal.
Pada tanggal 7
Januari 1946, tentara keamanan rakyat dirubah menjadi Tentara Keselamatan
Rakyat (TKR). Maksudnya agar tanggung jawabnya dibidang pertahanan menjadi
bertambah luas. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari 1946 berubah menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan maksud penyempurnaan organisasi dan
utamanya untuk menciptakan koordinasi dengan badan-badan perjuangan. Perubahan
organisasi terjadi lagi pada tanggal 3 Juni 1947 yaitu dari TRI menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Organisasi ini memasukan badan-badan kelaskaran, dan
badan-badan perjuangan untuk melebur dalam suatu wadah Tentara Nasional
Indonesia guna menghindari perpecahan dan menumbuhkan benih terbentuknya
kesatuan komando dalam rangka menghadapi agresi Belanda. Selanjutnya TNI berubah
menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) pada tanggal 27
Desember 1949 sebagai akibat perubahan bentuk negara Republik Indonesia menjadi
Republik Indonesia Serikat.
Ketika negara
Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1950 maka organisasi tentara dirubah dari Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat (APRIS) menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Perkembangan
selanjutnya terjadi pada tahun 1965 sampai dengan 1969 dengan sebutan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan sebutan masing-masing matra adalah
Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Kepolisian. Kemudian
pada tahun 1970 sampai dengan 1999 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) dengan sebutan masing-masing matra adalah TNI AD, TNI AU, TNI AL dan
Polri. Selanjutnya sesuai dengan Tap MPR Nomor VI/MPR/2000
tahun 2000 berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terdiri dari
TNI AD, TNI AU dan TNI AL.
Dalam tubuh
TNI AD terbagi kedalam 15 kecabangan dengan tugas dan fungsi yang berbeda.
Kecabangan tersebut adalah: Infanteri (INF), Kavaleri (KAV), Artileri
Medan (ARM), Artileri Pertahanan Udara (ARH), Polisi Militer (CPM), Zeni
(CZI), Peralatan (CPL), Perhubungan (CHB), Ajudan Jenderal (CAJ), Pembekalan Angkutan (CBA),
Topografi (CTP), Kesehatan Militer (CKM), Keuangan (CKU), Hukum (CHK),
Penerbang (CPN).
Ditulis Oleh : Kapt Caj Fredi Firmansyah, S.Pd
Label:
apris,
bkr,
hatta,
jenderal sudirman,
Kasad,
ppki,
proklamasi,
sejarah tni ad,
Soedirman. Pangsar Sudirman,
Soekarno,
sukarno,
tkr,
TNI,
TNI AD,
tri,
urip sumoharjo
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)